Minggu, 27 Maret 2011

Profil FSLDK

DEFINISI FSLDK
FSLDK kependekan dari Forum Silaturrahim (bukan silaturrahmi, sesuai hasil FSLDKN XIII) Lembaga Dakwah Kampus. Berbicara mengenai definisi FSLDK, kita akan mendapati dua persepsi berbeda. Persepsi pertama, kita memahami FSLDK sebagai jaringan. Sedangkan persepsi kedua, FSLDK adalah musyawarah nasional/daerah yang diadakan secara rutin. Sebenarnya, subjek dan objek kedua pengertian tadi sama, yaitu LDK. Akan tetapi perlu dipertegas lagi perbedaannya untuk mencegah ambiguitas.
Persepsi pertama, FSLDK adalah jaringan yang beranggotakan LDK-LDK (bukan orang per orang) se-Indonesia. Sifat keanggotaan FSLDK cukup terbuka, artinya setiap LDK berhak bergabung dengan FSLDK. Hal ini dikarenakan salah satu visi FSLDK adalah mengoptimalkan akselerasi da’wah kampus nasional. Jaringan FSLDK sudah tersebar luas di seluruh Nusantara. Mulai dari ujung Sumatra hingga Papua.
Hingga saat ini agenda FSLDK semakin beragam, seperti pendampingan LDK, training manajemen LDK, Simposium Internasional Palestina, penyikapan isu bencana, dan sebagainya. Jika dirangkum, program FSLDK secara garis besar ada dua yaitu ke-LDK-an dan penyikapan isu. Salah satu contoh program ke-LDK-an adalah pendampingan LDK. Kegiatan lain yang pernah dilakukan adalah penyikapan isu seperti RUU APP dan Palestina.
Persepsi kedua, FSLDK adalah musyawarah akbar. Di tingkat nasional, kita mengenal istilah Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus Nasional (FSLDKN). FSLDKN yang terakhir diselenggarakan di Universitas Lampung pada tahun 2007 Sedangkan di tingkat daerah, ada juga istilah Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus Daerah (FSLDKD).
FUNGSI FSLDK
Fungsi FSLDK pada awal berdirinya adalah sebagai sarana sharing atau diskusi seputar LDK masing-masing. Kemudian fungsinya berkembang seiring bertambahnya usia forum tersebut.
Sebagaimana yang disebutkan pada pembahasan sebelumnya, agenda pokok FSLDK meliputi dua hal yaitu ke-LDK-an dan penyikapan isu. Dari dua hal tersebut, fungsi FSLDK dapat diturunkan menjadi sebagai berikut:
  1. Sarana perwujudan akselerasi da’wah kampus nasional
  2. Sarana silaturahim, belajar, dan berbagi pengalaman antarpengurus LDK
  3. Wadah untuk mewujudkan peran aktif LDK dalam menyikapi permasalahan keummatan

Rabu, 23 Maret 2011

Ibu: Variabel Utama Kesehatan Anak

Meskipun tak segempita peringatan hari nasional lain, keberadaan hari gizi bukan tanpa alasan. Lewat tanggal 25 Januari yang diperingati sebagai hari gizi ini, harapan terhadap peningkatan perhatian akan gizi mulai dimiliki setiap orang, setiap lapisan masyarakat. Gizi menjadi hal yang penting untuk diperhatikan mengingat kualitas gizi berimbas pada  kualitas kesehatan.
Kesadaran akan pentingnya gizi hendaknya dimiliki oleh perempuan-muslimah, perannya sebagai ibu dan calon ibu membawa satu konsekuensi penting untuk turut serta memperbaiki gizi, khususnya kepada anak sebagai aset bangsa.
Dari para Ibu yang cerdas gizi, akan lahir dan tumbuh anak-anak yang tercukupi kebutuhan gizinya , pada akhirnya dengan pengaruh pola makan dan kualitas makanan anak yang baik, kesehatan tiap anak menjadi hal yang tidak terelakkan dimasa depan.
Sebagai perempuan muslimah yang mengerti akan pentingnya kesehatan, seorang ibu tentu tidak dapat mengabaikan faktor penentu tumbuh kembang anak. Anak yang bertumbuh kembang secara normal memerlukan asupan gizi yang baik. Gizi merupakan kandungan nutrisi pada makanan  yang diperlukan oleh tubuh manusia. Artinya, terpenuhinya makanan-makanan yang mengandung gizi yang cukup menjadi suatu hal yang mutlak.
Pada dasarnya, Kesehatan dan kecerdasan otak anak dipengaruhi oleh tiga faktor: genetic, stimulasi dan nutrisi atau gizi. Nutrisi (beberapa sumber menyebutkan lingkungan juga berpengaruh). Seorang anak harus tercukupi sedari dini sejak dalam kandungan. Disinilah, dari tahap prenatal (masa kehamilan) hingga postnatal (masa setelah  melahirkan) seorang ibu mengoptimalkan perannya.
Ibu, pada tahap prenatalnya wajib memperhatikan asupan makanan yang baik. Pada masa ini Ibu menjadi variable utama kesehatan janin. Pilihan makanan yang mengandung zat-zat yang dibutuhkan baik olehnya maupun janinnya akan membantu sel-sel otak dan organ lain tumbuh secara sempurna. Banyaknya perubahan dalam kondisi fisik ibu juga perlu diperhatikan, artinya pola makan dan pola hidup seorang ibu mempengaruhi kondisi fisik anak yang dilahirkan
Selanjutnya seorang Ibu harus sadar betul bahwa gizi merupakan penopang tumbuh kembang seorang anak, tidak terkecuali perkembangan kecerdasan. Kecerdasan merupakan aktivitas dari fungsi kejiwaan yang erat hubungannya dengan kesehatan, dengan kata lain anak yang cerdas harus didukung oleh kesehatan fisiknya. Hal ini menjadi sangat penting diperhatikan pada tahap postnatal, makro dan mikro nutrient hendaknya dicukupi dengan tepat, pertumbuhan anak pada postnatal akan dipengaruhi pula oleh faktor lingkungan. Peran Ibu, dimulai dari pemberian ASI pada tahap postnatal awal merupakan hal yang tidak dapat diacuhkan. Firman Allah dalam Al-Baqarah : 233 “ para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan………”. Hal ini juga didukung dengan penelitian yang menyebutkan bahwa bayi yang disusui dengan ASI pada pertumbuhan dan perkembangannya nanti akan lebih cerdas / IQnya lebih tinggi dan tingkat kekebalan tubuhnya juga lebih baik daripada yang minum susu formula.
Pertumbuhan menuju masa pubertas juga menuntut kerja seorang ibu dalam menjaga lingkungan gizi anaknya, pola hidup serta pola makan sehat yang ditanamkan dan dicontohkan sejak dini oleh seorang Ibu akan melekat pada diri sang anak hingga ia besar. Pendidikan gizi yang diajarkan sejak dini membentuk pribadi anak yang senantiasa memperhatikan kecukupan gizinya, hal ini akan berimbas pada kondisi kesehatan seorang anak.
Jika tiap ibu memahami perannya dalam pendidikan dan penerapan gizi pada anak, pada akhirnya bukan tidak mungkin generasi ke depan adalah generasi yang sadar gizi dan tumbuh menjadi generasi yang sehat. Peran ini hendaknya disadari betul oleh seorang ibu, untuk mempersiapkan generasi masa depan yang sehat. Pentingnya bekal akan pengetahuan gizi tersebut menjadi satu alasan bagi seorang ibu untuk senantiasa belajar dan terbiasa dengan gaya hidup sehat.
MUSLIMAH SADAR GIZI, SEHATKAN GENERASI

Presented by Jaringan Muslimah Puskomda FSLDK  DIY